Aku punya seorang pacar yang kuliah di salah satu universitas ternama
yang berlokasi di daerah Grogol. Karena berasal dari daerah jawa Timur,
maka pacarku tinggal di sebuah kost khusus mahasiswi. Saya sendiri sudah
bekerja, dan juga berasal dari universitas yang sama. Secara
keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik, tetapi masih
konvensional, alias tidak mau berhubungan sex sebelum menikah secara
resmi. Sebaliknya, saya termasuk laki-laki yang mempunyai libido tinggi.
Sementara ini saya hanya bisa memuaskan nafsu birahi saya dengan
masturbasi, tetapi keadaan berubah 180 derajat setelah saya jadian
dengan pacarku.
Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kost pacarku yang
bernama Fransisca. Saya bagaikan masuk ke sebuah alam erotis ketika
mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang terdiri dari mahasiswi
tingkat 1 sampai tingkat 4 (Fransisca telah sampai pada tingkat 4), satu
diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun badannya
tidak selangsing Fransisca. Namanya Vita, kamarnya ada di lantai 3. Aku
sering membayangkan bersetubuh dengan Vita, dan penisku memberikan
reaksi yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi
sambil membayangkan Vita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan
gila di benakku. Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.
Aku memutuskan untuk mencuri celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku
naik ke lantai 3 bersama dengan Fransisca, di lantai 3 ada sebuah rak
khusus yang digunakan oleh pembantu kost untuk menaruh pakaian yang
telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah diberi nama supaya
memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya memudahkanku juga
untuk mengambil celana dalamnya).
Suatu sore ketika aku berkunjung, anak-anak kost yang lain bergerombol
keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Fransisca sedang mandi,
biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku mempunyai banyak
waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras,
keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang
berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan licin dan
halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit
(ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan
kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang
tercium hanyalah wangi pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi
rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan meninggalkan
TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali
menunggu di lantai 2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut
ketahuan.
4 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi,
kulepas celana dan dan celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap
untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu. Dengan perasaan
deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Vita dan sekali lagi kutempelkan
pada wajahku. Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan
bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi dari
pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya.
Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati
celah cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.
Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku,
kemudian kubalutkan bagian lain dari celana dalamnya pada batang
penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh
pengganti vagina Vita dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan.
Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada penisku, tetapi
hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra
ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang
erotis terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya
orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari
celana dalam Vita untuk mengeluarkan kepala penisku.
Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana
dalamnya, tetapi itu akan meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan
panjang dan kuat mengawali arus orgasmeku yang indah. Setelah
kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan
mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan oleh cairan pra
orgasme ku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak birahiku,
tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat
memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya,
kusimpan CD tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.
Malamnya aku bermasturbasi kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.
Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan CD yang telah
kunodai dan kuambil lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda.
Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda bermotif pada bagian
depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah CD pada
tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat
di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku. Ketika ku
hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal dengan
baik, dan kejantananku pun membenarkannya. Aku mencium aroma exotis dari
CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya
terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar
dari madu cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Vita pada
mulut dan hidungku, dan kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang
karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.
Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung
kubalutkan penisku dengan CD nya dan masturbasiku terasa beda, lebih
indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang dalam
kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku
bertemu dengan madu cinta Vita. Entah berapa gelombang kenikmatan
orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah
dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.
Keesokan harinya kukembalikan CD yang kuambil kemarin dan kutukar dengan
yang baru. Celana dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama.
Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi wajah Vita ketika kami
saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana
dalam Vita yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan
memabukkan. Sepertinya Vita baru saja selesai bermasturbasi dan sengaja
membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku,
langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan dengan kamar
Vita. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian
selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja
kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar
mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan
mengantongi CD Vita, dan berpura-pura menyiram closet.
Ketika pintu kubuka, Vita berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku
kembali dalam kamar mandi. Kali ini Vita juga berada di dalamnya.
Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Vita langsung
merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana
dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.
“Aku sudah tahu.. Ko Indra lah pelakunya..” ungkap Vita.
Tiba-tiba Vita langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang
sempat melemas karena shock. Dengan kedua tangan ia membelai dan
meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan
keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun,
kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Vita yang
cekatan. Pandangan Vita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah
mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Vita sedikit terbuka, nafasnya
memburu sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan
perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku
mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang
gadis perawan.
Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia
menginginkannya, itulah ekspresi yang tertulis jelas pada wajahnya.
Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung
menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari
pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan
panjang. Vita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan
kenyal ku remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung
mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju
puncak buah dadanya (juga tanpa BH). Dadanya yang berukuran 36C ku
remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan istimewa dari
jari-jariku.
Tubuh Vita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan
tangannya pada penisku. Ku senderkan Vita pada dinding kamar mandi,
kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun kejantananku
menuju lembah cinta duniawi. Vita hanya berdiri pasrah menunggu penisku.
Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang
basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk
kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena
celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Vita terbuka lebar,
matanya tertutup rapat.
Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian
kutarik keluar dan kudorong masuk lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya
seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya yang sempit dan basah.
Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang
cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 10
menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.
Vita memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan
perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan menciptakan sensasi erotis
yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang memompa
dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Vita makin
membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Vita sudah meluncur ke
alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang
sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah
jelas.
“Penisnya besar dan kuat sekali..” Vita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus menikmati persetubuhan ini.
“Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”
Vita menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”
“Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.
“Tentu saja punya Ko Indra, rasanya benar-benar pas..”
Vita yang baru berumur 20 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku
paling suka bercinta dengan daun-daun muda. Vita, daun mudaku yang
cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini. Setelah
Vita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari
dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.
Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah
diselimuti oleh madu cintanya. Dengan cekatan Vita menjilati penisku,
kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat
ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku
berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum
kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.
Vita mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang
penisku. Ia sedikit mengalami hambatan yang disebabkan oleh panjangnya
kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat beradaptasi,
sehingga Vita pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya.
Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat. Vita sempat
tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya. Kupegang penisku
sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu
kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya.
Pemandangan yang erotis sekali. Vita menutup mulutnya dan langsung
menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya
sibuk menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.
Kusuruh Vita berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal,
senyumnya yang manja ditambah dengan noda madu putihku yang masih
menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah
tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung
dikulum di dalam mulutnya.
Sudah saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Vita dengan cepat
menyelipkan selembar kertas kecil ke kantong celanaku. Kertas itu
berisikan no telepon Vita.
Vita membantuku merapikan baju dan celanaku.
“Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”
Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.
“Langsung saja..” Vita menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.
Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun
kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam. Kuhapus keringatku dengan
tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.
Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi
lantai 3. Vita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu.
Hubunganku dengan Vita hanyalah murni sebatas kenikmatan seksual, karena
kami sangat menikmatinya.